Senin, 29 Oktober 2012

The Land of Elyon: Lembah Berduri

Judul Buku: The Land of Elyon: Lembah Berduri
Pengarang: Patrick Carman
Penerbit: Little K
Tahun Terbit: 2006

Bertemu kembali denganku, Alexa :)
Setahun setelah Warvold meninggal dan pemberontakan para narapidana yang terbuang, keadaan Bridewell aman terkendali. Aku juga terkendali.

Maksudku, tembok-tembok telah diruntuhkan, jadi tak ada lagi rasa penasaran dalam diriku untuk melihat ada apa di luar sana. Lagipula, hey, aku kan sudah pernah menjelajah juga disana. Kunci yang kuperoleh dari Warvold untuk membuka pintu tersembunyi yang ada di perpustakaan telah kuserahkan pada ayahku.  Tak ada lagi celah untukku mencuri-curi kesempatan pergi menyusup lagi seperti dulu.

Setidaknya sampai aku mendengar suara dari balik pintu tersembunyi itu.

Tok, tok, tok.
***
Alexa,
Ada sebuah gua rahasia di Bukit-Bukit Kelam. Di dalam gua ini ada sesuatu yang harus kau ambil. Sesuatu yang sangat penting dan sangat istimewa. Hanya untukmu seorang, Alexa. Dan kau harus bisa menemukannya. Ini adalah perjalanan rahasia.
Pergilah sekarang!

Warvold

Ini surat yang kuterima dari Yipes, yang ternyata berada di balik pintu itu. Karena surat inilah, aku kembali lagi ke luar sana. Terjerumus lagi dalam petualangan, dan kali ini berkali-kali lebih menegangkan! 
Karena menemukan hal yang dimaksud Warvold hanyalah permulaan. Ada tugas yang jauh lebih besar menanti: menjadi kunci dari penuntasan konspirasi besar yang terjadi di Negeri Elyon.
***
Buku ini, ternyata, lebih seru daripada buku pertama. Khas anak-anak, ngga ada twist dalam konflik, lurus dan datar. Jadi jangan salahkan kalau pembaca seumur saya bilang buku ini kurang menarik karena datar. Coba berikan buku ini pada anak seusia SD, pasti tanggapannya lain, hehe. Dua bintang bagi (pembaca seumuran) saya.

Minggu, 28 Oktober 2012

The Land of Elyon: Bukit-Bukit Kelam

Judul Buku: The Land of Elyon-Bukit-Bukit Kelam
Pengarang: Patrick Carman
Penerbit: Little K
Tahun Terbit: 2006

Sebelum membangun tembok,
aku bertanya untuk tahu
Apa yang akan terkurung di dalam dan di luar,
Dan siapa yang akan tersinggung.
Ada sesuatu yang tidak menyukai tembok,
Yang ingin tembok itu runtuh.

"Mending Wall"--Robert Frost


"Tertawa saja sepuasmu! Tapi, asal kau tahu saja, membangun lebih tinggi adalah gagasan yang berbahaya. Kita akan terkespos pada dunia luar. Posisi kita nanti jadi rapuh." kata Pervis, menentang pembangunan lebih dari satu tingkat. " Dan begitu orang-orang mulai melewatkan waktu luang dengan mencari hal-hal aneh di luar tembok, akna timbul masalah yang lebiih besar. Jika masyarakat dibuat penasaran, itu sama saja dengan meletakkan Bridewell di atas tong mesiu."

"Aku menghabiskan masa mudaku membangun tembok ini untuk melindungi kita semua dari bahaya di luar. Sekarang, kadang aku bertanya-tanya, apakah aku malah mengurung bahaya itu di dalam tembok." ujar Warvold, pada detik-detik terakhirnya.
***
Hai! bertemu denganku, Alexa Daley. Usiaku 12 tahun, dan jangan coba meragukan kelincahanku meski aku kecil. Kata musuh besarku, Pervis Kotcher, aku bandel. Kata yang lain, aku ini pemberani! Padahal, sebetulnya rasa penasaranku saja yang terlalu besar. Aku tinggal di Lathbury, namun sering ikut dengan ayahku, walikota Lathbury untuk membicarakan masalah kenegaraan dengan Warvold dan Ganesh di Bridewell. 
Seperti sekarang, liburan musim panas kuhabiskan di Bridewell dengan tenang dan menyenangkan. Yah..seharusnya begitu. Namun semuanya berubah menjadi tegang dan petualangan, semenjak Warvold wafat dan misteri-misteri mulai terkuak...

Ada lorong yang menghubungkan Bridewell dengan dunia luar.
Ada kurcaci yang hidup di luar! Serigala, tupai, beruang yang bisa berbicara!
Uh oh. Ada yang lebih mengagetkan lagi, dan gawat...
kenapa orang-orang ber-cap N, N untuk narapidana..ternyata masih berkeliaran? Apa maksud perkataanmereka bahwa waktunya sebentar lagi akan tiba?
dan yang paling gawat..
Ternyata ada mata-mata yang mengkhianati kami. Lalu, siapa yang membawa misi menemukan mata-mata itu? Aku? Hei, yang benar saja! Aku kan masih anak-anak!

Apa yang harus kulakukan sekarang, di saat tak ada seorangpun di kota yang dapat kupercayai? Apa yang dapat kulakukan seorang diri?
***
Hemm...tema dan alur yang cukup seru bagi kisah anak-anak. Sayang disayang, terjemahannya kurang smooth sehingga kesannya buku ini bertele-tele dalam mendeskripsikan detail. Sayang ya...jadilah dua bintang saja untuk buku ini.

Jumat, 26 Oktober 2012

Islam Liberal 101

Judul Buku: Islam Liberal 101
Penulis: Akmal Sjafril
Tahun Terbit: 2011 (Cetakan Ketiga)
Penerbit: Indie Publishing


Dari berbagai propaganda yang dilancarkan untuk meruntuhkan Islam, islam liberal atau yang dikenal dengan komunitasnya JIL--Jaringan Islam Liberal menjadi salahsatu bagian darinya. Kehadirannya diam-diam melenakan. Lalu tiba-tiba saja membuat kaget umat islam dari berbagai kalangan karena--wah, pergerakannya ternyata sudah semasif itu! Sempat juga membuat miris karena tokoh-tokoh yang berperan di dalamnya justru yang duduk di posisi-posisi yang strategis yang seharusnya sebagai panutan atau teladan umat islam.
***
"Buku ini lahir berkat keprihatinan kawan-kawan yang 'menggugat' penulis karena semangat mereka yang luar biasa dalam menghadapi hegemoni pemikiran Islam liberal kurang mendapat sokongan dari para spesialis ghawzul fikriy yang--menurut mereka--masih kurang aktif berwacana di dunia maya. Akibatnya, meski sebenarnya minoritas, suara Islam liberal seolah mampu melibas umat yang mayoritas....
Buku ini bisa dipandang sebagai 'pembuka jalan' bagi para pembacanya untuk memasuki kajian pemikiran Islam dan mengenal realita ghawzul fikriy; diberi judul Islam Liberal 101, karena kode "101" biasanya digunakan untuk mata kuliah dasar atau pengenalan terhadap suatu topik tertentu." (Akmal Sjafril dalam prakata buku ini)
***
Seperti judulnya, 'mata kuliah pengantar' Islam Liberal ini mengupas habis pergerakan Islam Liberal, secara runut dan logis. 
1. Bab pertama kita akan diajak untuk memahami fenomena ghawzul fikriy dan mengenali karakter-karakternya sebagaimana yang telah dijelaskan dalam Al-Qur'an dan Al-Hadits.
2. Bab kedua, kita dibuat awas dengan dikupasnya pemikiran-pemikiran Barat yang dibawa masuk ke dalam wacana pemikiran Islam (yang berupa-rupa ragamnya seperti yang dapat kita lihat di cover buku ini), dan mengenali wacana Islam liberal itu sendiri.
3. Bab ketiga, membahas modus operandi yang biasa digunakan oleh kalangan liberalis dan yang kemudian dapat dirunut hingga ke dasar pemikirannya.
4. Bab keempat, penulis memaparkan komentar-komentar yang kerap digunakan para pengusung wacana Islam Liberal sebagai senjata. Bab ini berguna bagi kita para pembaca untuk menghadapi retorika-retorika yang biasanya berulang tersebut.
5. Bab kelima, secara khusus membahas Surah Al Munafiquun. Kita para pembaca diajak untuk awas terhadap kemunafikan-kemunafikan kontemporer yang sering kita jumpai sekarang, yang sebenarnya sejak lama diberitakan di dalam Al Qur'an.
Bahasanya mudah dicerna meskipun bahasan yang dibawa penulis berat. Mencerdaskan kita sebagai pembacanya :)



Rabu, 24 Oktober 2012

A Very Yuppy Wedding


Judul: A Very Yuppy Wedding (AVYW)
Pengarang: Ika Natassa
Tahun Terbit: 2008
Penerbit: PT  Gramedia Pustaka Utama


The life of a business banker is 24/7, dan bagi Andrea, bankir muda yang tengah meniti tangga karier di salah satu bank terbesar di Indonesia, rasanya ada 8 hari dalam seminggu. Power lunch, designer suit, golf di Bintan, dinner dengan nasabah, kunjungan ke proyek debitur, sampai tumpukan analisis feasibility calon nasabah, she eats them all. Namun di usianya yang menginjak 29 tahun, Andrea mungkin harus mengubah prioritasnya, karena sekarang ada Adjie, the most eligible bachelor in banking yang akan segera menikahinya. So she should be smiling, right?
Not really. Tidak di saat ia harus memilih antara jabatan baru dan pernikahan, menghadapi wedding planner yang demanding, calon mertua yang prefeksionis, target bank yang mencekik, dan ancaman denda 500 juta jika ia melanggar kontrak kerjanya. Dan tidak ada Manolo Blahnik atau Zara atau Braun Buffel yang bisa memaksanya tersenyum di saat ia mulai mempertanyakan apakah semua pengorbanan karier yang telah ia berikan untuk Adjie tidak sia-sia, ketika ia menghadapi kenyataan bahwa tunangan sempurnanya mungkin berselingkuh dengan rekan kerjanya sendiri.
***

Ini adalah karya pertamanya Ika Natassa dan bukunya yang ketiga saya baca setelah Divortiare dan Twivortiare. Karya pertamanya ini bikin saya senyum-senyum kecil karena terasa...Ika masih malu-malu dalam menciptakan peran utama wanitanya. Penggunaan "aku" instead of "gue" yang Ika gunakan di buku-buku selanjutnya, terus karakternya yang masih terhitung "lebih alim" dibanding Alexandra (Divortiare, Twivortiare) dan Keara (Antologi Rasa) mencerminkan banget mbak Ika masih malu-malu hehehe :p. Kenapa saya membandingkan? Well karena kenyataannya hingga saat ini Ika selalu menciptakan karakter utama yang setipe dalam hal karir, gaya hidup, cara bergaul yang mungkin cerminan hidup mbak Ika juga Jadi sah-sah aja yaa saya bikin perbandingan ;)



Minggu, 07 Oktober 2012

Twivortiare

Judul: Twivortiare
Pengarang: Ika Natassa
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit: 2012

Lanjutannya dari Divortiare. And this is soo muuuch better than Divortiare, if I may say so.

-Flash back from divortiare
Jadi ceritanya, habis kejadian mamanya Alex kena serangan jantung dan Beno yang handle, took care of her mom, Alex sama Beno baikan lagi. Masih cerai, tapi udah ga perang lagi. Later, mereka pacaran lagi dan delapan bulan kemudian, they remarried. Beberapa bulan setelahnya, Alex bikin akun twitter dan dari sinilah kisah pernikahan Alex dan Beno yang kedua dimulai!! #jreng

-Tentang Twivortiare
Masih tentang Alex, masih tentang Beno. Masih tentang sepasang manusia yang hot-headed, kerjaannya berantem-baikan-berantem-baikan-dan seterusnya. Tapii tentu aja selain berantem, ada banyak bertaburan cinta disana-sini ;). Well, karena disini Alex dan Beno belajar to make their second marriage works, kita jadi dapet banyak hal juga untuk dipelajarin. Sweet and funny :). 

Ohya, kalo kamu baca kata pengantarnya, ngerti deh kenapa buku ini disajikan dalam bentuk kumpulan twit. Karena in this real life, akunnya @alexandrarheaw bener-bener ada dan still exist now. Cuma karena masuk jadi buku, twit yang terkadang pake bahasa sms dijadikan kalimat dengan kata-kata yang utuh. Jangan heran kalo ada banyak twit yang lebih  dari 140 karakter. 

Go grab it now, buat yang belum baca! ;)



Senin, 01 Oktober 2012

Sunset Bersama Rosie




Judul: Sunset bersama Rosie
Pengarang: Tere Liye
Penerbit: Mahaka Publishing
Tahun Terbit: 2011

Selamat Pagi.
Aku tahu, saat membaca cerita ini, di tempat kalian mungkin sedang siang, sore, atau boleh jadi malah malam hari. Di tempatku ketika memulai cerita ini juga sebenarnya sedang senja, pukul 17:00. Matahari tengah beranjak tenggelam di kaki cakrawala, sayangnya tak nampak keindahannya karena terhalang gedung-gedung tinggi. Hanya semburat kemerahan yang berpadu dengan cokelatnya langit kota terlihat memantul dari kaca-kaca raksasa, lempengan logam, dan tiang beton pencakar langit.
Selamat Pagi.
Bagiku waktu selalu pagi. Di antara potongan dua puluh empat jam sehari, bagiku pagi adalah waktu paling indah. Ketika janji-janji baru muncul seiring embun menggelayut di ujung dedaunan. Ketika harapan-harapan baru merekah bersama kabut yang mengambang di persawahan hingga nun jauh Di kaki pegunungan. Pagi, berarti satu hari yang melelahkan telah terlampaui lagi. Pagi, berarti satu malam dengan mimpi-mimpi yang menyesakkan telah terlewati lagi; malam-malam yang panjang, gerakan tubuh resah, kerinduan, Dan helaan nafas tertahan.
Namaku Tegar Karang. Sukses berkarir di perusahaan sekuritas ternama, memiliki calon tunangan yang cantik, dan berdamai dengan masa laluku yang pahit: cinta pertamaku selama dua puluh tahun, Rosie, menikah dengan sahabat terbaikku, Nathan. Ya, aku telah berdamai, maka kenangan itu tidak lagi pahit rasanya. Kini aku dekat dengan mereka, menjadi Om terhebat, terkeren, tersuper bagi keempat kuntum bunga mereka: Anggrek, Sakura, Jasmine, dan Lili.
Setiap tahunpun, aku diajak mereka turut merayakan ulang tahun perkawinan mereka. Seperti kini. Sehari sebelum hari pertunangan aku dan Sekar. Sungguh kehidupan yang sempurna, bukan?
Ya, sebelum bom itu meledak, meluluh-lantakkan semua, memutar balikkan semuanya...


***

Kali pertama saya melihat buku ini, mengundang kegalauan karena saya harus memilih antara buku ini dengan Rembulan Tenggelam Di Wajahmu. Setelah mematung hampir tiga puluh menit menimbang-nimbang, akhirnya saya putuskan untuk membeli RTDW. Yah, ternyata saya tidak terlalu puas karena 'terlalu jauh'. Rasa tidak puas ini yang kemudian terobati setelah membaca buku ini. 
Sunset bersama Rosie. Mengajarkan kita akan penerimaan, tentang keikhlasan akan hilangnya kesempatan. Khasnya Tere Liye, kita juga akan menemukan rangkaian kata-kata bermakna dalam buku ini.Tapiii, kalau tidak dicermati secara cerdas, mungkin juga akan menyebabkan timbulnya harapan palsu akan pengorbanan yang berlebihan :p 
Seperti tokoh Tegar. Ia yang melakukan pengorbanan yang sungguh besar untuk Rosie dan anak-anaknya, pada akhirnya ia mendapatkan cinta Rosie. Di sisi lain, pengorbanan Sekar tidak kalah bukan? Tapi kenapaa dia nasibnya malang sekali. Sedang Rosie? Tere Liye kurang melukiskan powernya Rosie hingga Rosie gagal mendapatkan simpati saya sebagai pembaca. Saya gemes sama Rosie. Dia seperti tidak punya pendirian antara Nathan dengan Tegar. Masa dua-duanya dia cintai dalam waktu bersamaan (terlihat dari keputusannya untuk menunda pernikahan selama enam bulan setelah tahu Tegar mencintainya. Juga ia begitu terpengaruh secara psikis saat Tegar tak sengaja menyatakan perasaan di masa lalunya saat Rosie depresi):(
Di sisi lain, anak-anak Rosie justru terlihat lebih dewasa daripada ibunya sendiri. Anak-anak 'tua', begitu sebuatan beberapa teman. Sakura yang begitu tegar menerima kenyataan bahwa salahsatu jarinya tidak dapat digerakkan, Lili si bungsu tiga tahun tapi mampu merengek dengan kata-kata yang 'wah' di penghujung cerita. Beberapa sisi yang unbalanced ini sangat disayangkan :( 
Yah tapi tetap saja sebuah kisah yang indah. Karya Tere Liye selalu sarat dengan pemahaman terhadap hidup, itu yang menjadikan karyanya bernilai. Empat bintang untuk feeling yang saya rasakan sewaktu membaca buku ini.