Judul: Veronika Memutuskan Mati (Veronika Decides to Die)
Pengarang: Paulo Coelho
Penerbit: KPG (Gramedia)
Tahun Terbit: November 2009 (Cetakan keenam)
Di dunia ini, bukan tidak mungkin orang 'mati' sebelum mati. Veronika salahsatunya. Orangtua yang sayang padanya, fisik yang cantik, kekasih yang tampan, dan kecukupan materi tak mampu mengisi sebuah ruang hampa di hatinya. Dengan hidupnya yang begitu-begitu saja, untuk apa ia hidup?
Hingga akhirnya suatu saat ia memutuskan melakukan sebuah revolusi dalam hidupnya: mati. Ia menyurati Homme, bahwa ia adalah perempuan asal Slovenia yang akan bunuh diri. Ia harap dengan begitu setidaknya dunia akan tahu bahwa ada sebuah negara bernama Slovenia. Setidaknya kematiannya memberikan satu arti pada dunia dan ia tidak mati sia-sia.
Ia meminum pil tidur dengan dosis berlebih yang didapatkannya dengan susah payah. Tapi konyolnya, ia tidak langsung mati. Dokter di rumah sakit jiwa Vilette tempat Veronika dilarikan berkata bahwa Veronika memiliki waktu lima hari lagi sebelum pil tidur sempurna membuat jantungnya hancur. Detik demi detik terakhir yang dimilikinya ini justru memicu kembali semangat hidup Veronika. Bagaimana ia menjalani saat-saat terakhirnya?
Di buku ini Coelho tidak hanya melulu mengisahkan Veronika. Ada beberapa tokoh lain yang ditampilkan seperti Mari sang mantan pengacara hebat, Zedka yang terobsesi pada masa lalu, dan si tampan schizophrenic Eduard.
Melalui buku ini, Paulo Coelho mengajukan sebuah pertanyaan: Apakah sesuatu dianggap normal selalu karena diikuti oleh mayoritas? Mengajak kita kembali merenungkan semua hal yang selama ini disebut gila dan masyarakat. Well, itu kata cover belakang buku :p
Yang saya tangkap lagi dari buku ini..
1. Setiap orang, bagaimanapun apatisnya dia terhadap sekitar, sudah fitrahnya bahwa ia ingin menjadi berarti dalam hidupnya.
2. Takdir, siapa yang tahu. Bersyukurlah kita masih memiliki kemampuan untuk mengendalikan (kewarasan) diri sendiri^^.
Dua bintang untuk buku ini, karena well...saya rasa ini bukan yang terbaik dari Paulo Coelho sendiri. Terus terjemahannya agak membingungkan. Terlebih lagi saya membacanya ngga terlalu konsen. Jadi yaa begitulah~
0 komentar:
Posting Komentar