Selasa, 01 April 2014

Athirah

"aku belajar banyak dari Emma tentang perkara bangkit dari duka. 
belajar sangat banyak. 
ia bukan melupakan. bukan pula mengubur. 
ia bersekutu bersama sedihnya 
untuk kemudian bersama-sana mengubah itu menjadi energi."



Judul Novel: Athirah
Pengarang: Alberthiene Endah
Penerbit: Noura Books
Tahun Terbit: Desember 2013

"Apakah ini artinya Emma kalah, Jusuf?”
Pertanyaan Emma menusuk batinku. Aku pilu. Mata bening Emma basah. 
Angin sore mendadak terasa sangat dingin. 
Cahaya matahari dari barat jatuh di wajah Emma. Dukanya semakin terlihat. 


Emma tidak pernah punya gambaran tentang wanita yang dimadu.
Sejak Bapak memilih tinggal di rumah keduanya, Emma sering terlihat merenung, tertunduk lesu. Ketika langkah Bapak semakin jarang terdengar di rumah kami, Emma semakin sendu.
Namun, Emma tak membiarkan dirinya terlalu lama disiksa rindu.
Dia segera berjuang untuk bangkit, menjadi wanita yang mandiri.

Emma adalah perjalanan keberanian. 
Ada sosok yang kokoh dalam dirinya yang lembut dan sangat halus.
Jika kau ingin aku berkata-kata tentang keindahan, kepadanya benakku akan bertumpu. 

Maka, kini, aku akan bercerita tentang, dia, ibuku. 
Emma-ku. Athirah.
Perempuan indah yang mengajarkan aku tentang hidup …. 

Sesuatu yang tak perlu kau takutkan jika kau tahu makna kesabaran ….

***

Sejujurnya saat menelusuri kisah cinta Athirah dan Kalla, saya terkejut. Saya pikir ibunda Jusuf Kalla dipoligami karena pernikahan mereka hasil perjodohan ataupun perjalanannya tak bahagia. Tapi demi mendapati kisah cinta mereka yang demikian indah, mereka yang melengkapi satu sama lain dengan sempurna, saya heran kenapa Kalla masih bisa jatuh cinta pada wanita lain.

....yah, namanya juga lelaki manusia :p

Rabu, 26 Maret 2014

Menanti Cinta

"Biarlah dicintai dan mencintai dengan sepenuh hati saat waktu masih mengizinkan. 
Menarilah dan nikmatilah saat senandung itu masih ada. 
Karena sungguh, suatu saat nanti, 
waktu itu akan hilang dan hanya akan tersisa kesepian dan penyesalan jika tersia-siakan."



Judul Buku: Menanti Cinta
Pengarang: Adam Aksara
Penerbit: Mozaik Indie Publisher
Tahun Terbit: 2014

***


***

Adalah Claire, mahasiswi miskin yang harus menghidupi tidak hanya dirinya namun juga seluruh keluarganya. Ibu, ayah tiri, dan Ayu, adiknya. Untuk memenuhi kebutuhan makan saja Claire sudah kepayahan. Ditambah dengan ketergantungan orangtuanya terhadap alkohol dan obat-obatan, memperparah keadaan ekonominya. Suatu keberuntungan baginya, ia diterima di jurusan keperawatan dengan beasiswa penuh, meskipun hanya selama semester pertama. Hari demi hari dilaluinya dengan penuh rasa kekhawatiran: bagaimana ia bisa terus memenuhi kebutuhan pangan keluarganya, bagaimana kelanjutan kuliahnya, bagaimana ia melindungi dirinya dari nafsu bejat ayah tirinya sendiri.

Seperti  Cinderella, ia bertemu pangeran berkuda putihnya, Alex. Dosen jenius, pekerja keras, dan kaya raya. Sosok pangeran yang hampir sempurna, kecuali fakta bahwa ia harus menggunakan kursi roda kemanapun ia pergi karena penyakit polio yang dideritanya sejak kecil. Karena kekurangannya itulah ia memiliki ketakutan untuk mencintai wanita. homo dong? bukan itu maksud saya. Ya, syukurlah di sini dia masih normal.

Dan cinta mempertemukan mereka.


***
Menanti Cinta ini dilukiskan Adam Aksara sebagai kisah cinta yang bernuansa kelam, penuh drama dan tragedi. Banyak fitur yang digunakan penulis, seperti Prolog yang bikin penasaran, alur maju mundur, penggunaan tokoh di luar kisah utama (dijelmakan sebagai penulis lepas yang sengaja dibayar untuk membuat biografi Alex) untuk memperkaya kisah ini supaya tema yang sebenarnya umum menjadi extraordinary. 
Kalau memperhatikan ide umum pengarang, sesungguhnya menurut saya, idenya BAGUS, apalagi untuk penulis pemula. Sayangnya, saya merasa karya ini terlalu buru-buru. Kalau buah, matangnya karena diperam bukan matang di pohon. Jadinya ada beberapa hal yang kurang sreg pas bacanya.

Di antara beberapa hal tersebut, yang menjadi perhatian saya tentang buku ini adalah:
1. Terlalu banyak penjelasan tentang berbagai hal dan tidak diimbangi dengan intensitas dialog antartokohnya membuat saya sebagai pembaca agak jenuh di paruh akhir buku ini. Mungkin kalau pergulatan emosi tokoh digantikan dengan interaksi tokoh yang melibatkan emosi-emosinya, kisah ini akan lebih hidup, ya. *membayangkan

2. Penggalan waktu yang kurang rapi. Pergantian waktu terkadang hanya ditandai dengan beda paragraf. Mungkin lebih baik jika ditambahkan satu baris *** di antara dua waktu penceritaan yang berbeda tersebut supaya pembaca tidak terlalu bingung. Apalagi buku ini memuat sedikit alur campuran, pemenggalan saat jeda waktu menjadi hal yang urgen untuk diperhatikan.

3. Karakter tidak menarik. Claire yang hidup di bawah tekanan akan terlihat menarik jika ia kuat. Namun Claire disini sudah cengeng, rapuh, dan buat saya....agak bodoh (katanya manusia itu nggak jatuh ke lubang yang sama untuk kedua kalinya. Kalau Claire....saya no comment). 

Sukses terus buat Adam Aksara. Saya perhatikan (sok iye banget ya saya), tekad menulisnya tinggi. Jangan patah arang karena kritik sana-sini. Kritik ada untuk menjadikanmu lebih baik :D. 

Bagi teman-teman yang penasaran sama bukunya, dapat mengunjungi situs resminya di http://mozaikindie.com

2 of 5


Rabu, 26 Februari 2014

Pulang - I Know Who You Are, My Secret Santa :p

Judul: Pulang
Pengarang: Leila S. Chudori
Penerbit: KPG (Kepustakaan Populer Gramedia)
Tahun Terbit: Februari 2013, Cetakan ketiga

Paris, Mei 1968. 

Ketika revolusi mahasiswa berkecamuk di Paris, Dimas Suryo seorang eksil politik Indonesia bertemu Vivienne Deveraux, seorang mahasiswa Prancis yang ikut demonstrasi melawan pemerintah Prancis. Pada saat yang sama, Dimas menerima kabar dari Jakarta: Hananto Prawiro, sahabatnya, ditangkap tentara dan dinyatakan tewas. Dimas merasa cemas dan gamang. Bersama puluhan wartawan dan seniman lain, dia tak bisa kembali ke Jakarta karena paspornya dicabut oleh pemerintah Indonesia. Sejak itu mereka mengelana tanpa status yang jelas dari Santiago ke Havana, ke Peking dan akhirnya mendarat di tanah Eropa untuk mendapatkan suaka dan menetap di sana.

Di tengah kesibukan mengelola Restoran Tanah Air di Paris bersama tiga kawannya: Nug, Tjai, dan Risjaf—mereka berempat disebut Empat Pilar Tanah Air—Dimas, terus-menerus dikejar rasa bersalah karena kawan-kawannya di Indonesia satu persatu tumbang, dikejar, ditembak, atau menghilang begitu saja dalam perburuan Peristiwa 30 September. Apalagi dia tak bisa melupakan Surti Anandari—isteri Hananto—yang bersama ketiga anaknya berbulan-bulan diinterogasi tentara.

Jakarta, Mei 1998
Lintang Utara, puteri Dimas dari perkawinan dengan Vivienne Deveraux, akhirnya berhasil memperoleh visa masuk Indonesia untuk merekam pengalaman keluarga korban tragedi 30 September sebagai tugas akhir kuliahnya. Apa yang terkuak oleh Lintang bukan sekedar masa lalu ayahnya dengan Surti Anandari, tetapi juga bagaimana sejarah paling berdarah di negerinya mempunyai kaitan dengan Ayah dan kawan-kawan ayahnya. Bersama Segara Alam, putera Hananto, Lintang menjadi saksi mata apa yang kemudian menjadi kerusuhan terbesar dalam sejarah Indonesia: kerusuhan Mei 1998 dan jatuhnya Presiden Indonesia yang sudah berkuasa selama 32 tahun.

***
Kadang suka kehabisan nafas saat membaca buku ini. Saking terhanyut mengikuti arus jalinan kata yang keren dari Leila S. Chudori ini, tahu-tahu saya sadar kalau saya lupa bernafas >.<. Terlepas dari beberapa adegan dewasa (again, saya sudah 23 tahun dan tetap risih kalau mergokin adegan 21+), Pulang menawarkan tema yang unik, tidak murahan. Pulang, buku bermuatan politik pertama yang saya rasakan ngga berat. Iyalah, novel, hehe. Dalam artian, butuh kepiawaian khusus meramu tema politik dengan  latar, referensi, alur, dan tokoh sehingga bisa menjadi kisah yang enak untuk dibaca. dan Pulangnya Leila S. Chudori bukan cuma sekedar "enak" ;)
***


tebak-tebakann

Jadi, mari kita ulang lagi riddle dari Secret Santa saya:

jangan cari petunjuk ini di google karena Santa buat sendiri
Santa suka baca berbagai jenis genre buku
Buku favorit Santa ada di Goodreads tapi tidak ada di blog
Makhluk mitologi favorit Santa adalah peri, tapi Santa bukan peri hutan
Santa bukan....(duh aku lupa. tapi intinya bukan penggila fantasi. ya toh?)
TBT & THG adalah favorit Santa

Dear, my secret santa. tahu apa yang saya lakukan?
saya telusuri satu-satu semua peserta di note  Secret Santa 2013
lalu....mencari siapapun yang memiliki TBT dan THG sekaligus di list favoritnya

betewe sebenarnya saya agak ngga ngeh TBT dan THG itu apa. Kurang gaul ya :(
bermodalkan intuisi, semoga aja TBT itu The Book Thief dan THG itu The Hunger Games 
(Aamiin ya Allah...)
dan terdapat beberapa kandidat, xoxo
(iya. kak Sulis langsung dicoretlah pasti. SSnya bilang dia bukan peri hutan :) )
namun setelah melakukan penelitian mendalam...
Pilihan saya jatuh kepada....
*jeng jeng jeng*

Ndari


kenapa? karena Ndari satu-satunya yang punya TBT dan THG di list favoritnya (yang disamarkan dalam shelf always-on-my-mind), tapi tak ada TBT dan THG di blognya.


semoga benar yak.

(dan maafkan saya yang menulis postingan ini seadanya. Udah mepet deadline, riddlenya ga lengkap pula. Riddlenya tertinggal di rumah sedang saya masih di sini, di perantauan.)


Jumat, 14 Februari 2014

The Fault In Our Stars

"het mooie paar is mooi!"


Judul: The Fault in Our Stars (Salahkan Bintang-Bintang)
Pengarang: John Green
Penerbit: Qanita (Mizan)
Tahun Terbit: Desember 2012



"Aku didiagnosis kanker tiroid Stadium IV ketika berusia tiga belas tahun. (Tidak kukatakan kalau diagnosis itu muncul tiga bulan setelah menstruasi pertamaku. Seakan: Selamat! Kau seorang perempuan. Sekarang matilah)."

Rabu, 05 Februari 2014

Thanks, My SS :*

dan tahun ini Secret Santa-ku memberi wishlist yang paling saya ingini, xoxo. Saya senang sekali waktu tahu buku "Pulang" yang dihadiahkan Secret Santa >.<

Kalau boleh cerita...sebenarnya ada sedikit drama saat kado ini diterima di rumah saya.
Saya kerja di Jakarta, sedang alamat pengiriman saya tulis rumah saya yang berdomisili di Cimahi...dengan pertimbangan alamat kost saya yang kadangkala sulit ditemukan oleh mas-mas TIKI dan JNE.
Nah, orangtua saya yang menerima bingkisan ini kaget bukan kepalang,
"Kok dapet kado dari Santa? Sejak kapan anak saya ngerayain Natal??"

...dan bahkan saya ditanya macem-macem dulu sementara paket ini diamankan oleh Bapak.
Ya mau gimana ya? Secara konsep event, filosofi Secret Santa ini ngepas banget :))

Btw..akhirnya hadiah dari Secret Santa saya terima dengan suka cita :')
tapi maaf...sepertinya bonekanya keburu dilarikan oleh ponakan sebelum saya sampai rumah -_-


and here is the riddle:

P.S. Saya sudah setengah jalan menemukan Secret Santa...tapi masih ragu-ragu. Doakan saya menebak dengan benar, yaa >.<

Rabu, 22 Januari 2014

Rantau 1 Muara

bertualanglah sejauh mata memandang
mengayuhlah sejauh lautan terbentang
bergurulah sejauh alam terbentang




Judul: Rantau 1 Muara
Pengarang: A. Fuadi
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit: Mei 2013

Bertemu lagi dengan Alif
Bukan lagi Alif kecil semasa nyantri di Pondok Madani, atau Alif pemuda tanggung yang bersusah payah bergelut dengan hidup selama ia menyelesaikan studinya di Unpad. Alif kini memasuki episode kehidupan selanjutnya: meniti karir.
Lulus kuliah dengan nilai terbaik. Separuh dunia ia kelilingi. Berprestasi dalam dunia tulis menulis yang ia tekuni. Alif merasa di atas angin.

Apa yang aku impikan akhirnya selalu tercapai, bisiknya bangga.
Terdengar sombong ya?
Mungkin sekali-sekali tidak apa,apalagi kalau kenyataannya memang begitu.

Kesombongan yang segera ia sesali. Alif tersadar, ia lulus kuliah saat Indonesia memasuki era reformasi. Krisis moneter merebak, lowongan kerja langka, biaya produksi tinggi, jatah rubrik yang biasa diisi Alif dipangkas. Lamaran demi lamaran pekerjaan belum kunjung ditanggapi positif, terpaksa pula membuat kredit. Begitulah, Alif harus jungkir balik mencari uang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Pada saat ia merasa paling terpuruk, Alif malah bertemu dengan orang yang paling ia tidak harapkan: Randai dan Raisa. Randai, meskipun sahabat dari semasa kecil, ia juga saingan Alif nomor satu. Dan Raisa...cinta yang bertepuk sebelah tangan, kini milik Randai. Duh, siapa yang tak kuasa menahan malu? Bisa diduga, Randai tak akan sedikitpun memberikan pernyataan simpati. Malah tantangan yang ia lontarkan untuk Alif.
“Ingatlah baik-baik. Wa’ang ini sudah ketinggalan beberapa langkah dari aden. Yakin bisa mengejar?” pancing Randai, memancing Alif untuk menjawab tantangannya.
(dalam hati: Randai ini minta dikeplak ya kayaknya.) Biarpun Randai menyebalkan, sepertinya ia memang khusus didesain untuk melecut semangat kompetisi dalam diri Alif :D. Pada titik terpuruknya, Alif dibuatnya berikrar untuk melampauinya soal pekerjaan dan kuliah S-2.

Rabu, 15 Januari 2014

Primadona

Opera kehidoepan
Segala jang dipoenja
Boekan milik kita
Bahkan toeboeh dan djiwa
Tjoema pindjaman belaka
Harus rela djika diminta


 Judul: Primadona
Pengarang: N. Riantiarno
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit: Maret 2006

Tenang. Sisanya akan dituliskan dalam Ejaan yang Disempurnakan :D

Di Batavia, pada suatu masa, dua perempuan bersaing menjadi primadona.
Inilah kisah Kedjora, gadis dusun yang namanya naik secara tak terduga.
Ini juga kisah Miss Ketjoeboeng, primadona yang mulai luntur ketenarannya.
Dengan segala cara, Miss Ketjoeboeng berusaha menghadang langkah Kedjora yang semakin mantap menjadi seorang bintang baru.
Kedjora pun menjadi rebutan dua grup opera yang terkenal pada masa itu. Tanpa ia sadari, semakin jauh ia masuk ke dalam intrik dan skandal terselubung di tengah tepuk tangan serta decak kagum para penggemarnya.
HANJA ADA SATOE PRIMADONA
NJANG LAEN TJOEMA EMBEL-EMBEL SADJA!