"aku belajar banyak dari Emma tentang perkara bangkit dari duka.
belajar sangat banyak.
ia bukan melupakan. bukan pula mengubur.
ia bersekutu bersama sedihnya
untuk kemudian bersama-sana mengubah itu menjadi energi."
Judul Novel: Athirah
Pengarang: Alberthiene Endah
Penerbit: Noura Books
Tahun Terbit: Desember 2013
"Apakah ini artinya Emma kalah, Jusuf?”
Pertanyaan Emma menusuk batinku. Aku pilu. Mata bening Emma basah.
Angin sore mendadak terasa sangat dingin.
Cahaya matahari dari barat jatuh di wajah Emma. Dukanya semakin terlihat.
Emma tidak pernah punya gambaran tentang wanita yang dimadu.
Sejak Bapak memilih tinggal di rumah keduanya, Emma sering terlihat merenung, tertunduk lesu. Ketika langkah Bapak semakin jarang terdengar di rumah kami, Emma semakin sendu.
Namun, Emma tak membiarkan dirinya terlalu lama disiksa rindu.
Dia segera berjuang untuk bangkit, menjadi wanita yang mandiri.
Pertanyaan Emma menusuk batinku. Aku pilu. Mata bening Emma basah.
Angin sore mendadak terasa sangat dingin.
Cahaya matahari dari barat jatuh di wajah Emma. Dukanya semakin terlihat.
Emma tidak pernah punya gambaran tentang wanita yang dimadu.
Sejak Bapak memilih tinggal di rumah keduanya, Emma sering terlihat merenung, tertunduk lesu. Ketika langkah Bapak semakin jarang terdengar di rumah kami, Emma semakin sendu.
Namun, Emma tak membiarkan dirinya terlalu lama disiksa rindu.
Dia segera berjuang untuk bangkit, menjadi wanita yang mandiri.
Emma adalah perjalanan keberanian.
Ada sosok yang kokoh dalam dirinya yang lembut dan sangat halus.
Jika kau ingin aku berkata-kata tentang keindahan, kepadanya benakku akan bertumpu.
Maka, kini, aku akan bercerita tentang, dia, ibuku.
Emma-ku. Athirah.
Perempuan indah yang mengajarkan aku tentang hidup ….
Sesuatu yang tak perlu kau takutkan jika kau tahu makna kesabaran ….
Jika kau ingin aku berkata-kata tentang keindahan, kepadanya benakku akan bertumpu.
Maka, kini, aku akan bercerita tentang, dia, ibuku.
Emma-ku. Athirah.
Perempuan indah yang mengajarkan aku tentang hidup ….
Sesuatu yang tak perlu kau takutkan jika kau tahu makna kesabaran ….
***
Sejujurnya saat menelusuri kisah cinta Athirah
dan Kalla, saya terkejut. Saya pikir ibunda Jusuf Kalla dipoligami karena pernikahan mereka
hasil perjodohan ataupun perjalanannya tak bahagia. Tapi demi mendapati kisah cinta
mereka yang demikian indah, mereka yang melengkapi satu sama lain dengan sempurna,
saya heran kenapa Kalla masih bisa jatuh cinta pada wanita lain.
....yah, namanya juga lelaki manusia :p
Saya pernah baca di sebuah buku (sayang saya
lupa judulnya), bahwa terkadang peran istri dan ibu dapat merenggut identitas seorang
wanita. Sebagai individu. Saking terpusatnya perhatian seorang wanita untuk suami
dan anak dapat membuat wanita lupa akan mimpinya, bahkan seperti apa dirinya sebenarnya.
Mungkin ini pula yang dialami oleh Athirah pada
awal mula ia dimadu. Bayangkan saat seorang wanita membagi kehidupannya, separuh
untuk suaminya dan separuh lagi untuk anak-anaknya, kemudian ia kehilangan separuh
hidupnya secara mendadak, bagaimana ia tak oleng?
Sempat ia hampir hilang akal sehatnya demi memuaskan rasa penasarannya, kenapa ia dimadu? Kenapa suaminya sampai hati? Satu per satu orang pintar ditemuinya, padahal Athirah bukannya tak elok dalam mempelajari agamanya. Makin banyak yang ditemui, makin gamang Athirah. Hingga akhirnya Athirah menyadari, nasibnya bukan untuk diratapi. Ia harus bangkit. Demi dirinya sendiri, demi anak-anaknya.
"Mari bangkit. Kita hapus rasa sedih dan berat dari batin kita. Anggap ayahmu khilaf. Tapi, kita tak perlu merusak hidup kita." -Athirah, halaman 131.
Maka dari Athirah ini, saya meneladani bahwa
seorang wanita dalam sebuah keluarga, bukan berarti ia harus selalu mengambil posisi
nomor dua. Saat sang pemimpin, dapat dibilang, menelantarkan, bukan berarti ia harus
kehilangan daya. Bahkan saat keadaan berbalik, Kalla membutuhkan bantuan Athirah, dengan ringan tangan Athirah mengulurkan pertolongannya. Bukan hanya demi Haji Kalla sendiri, namun juga untuk keluarga dari madunya. Menarik saat kita simak ucapan Emma saat Jusuf menanyakan kabar Ayahnya,
"Bapak sedang belajar tentang kedewasaan baru,Jusuf. Kedewasaan untuk ikhlas,menerima risiko dari pilihannya, dan bisa bersikap adil dengan hati yang jernih. Bukan dengan hati yang keruh..."-Athirah, halaman 244.
Tentang ini, saya teringat sebuah quote:
"Perjalanan itu bersifat pribadi.
Kalaupun aku berjalan bersamamu, perjalananmu bukanlah perjalananku." -Paul Theroux.
Sebagai manusia, hamba Allah, manusia terlahir sendiri dan akan meninggal sendirian pula.Selama hidupnya, meski menempuh hidup bersama, berdampingan, pada hakikatnya perjalanan hidup tetaplah milik individu. Emma telah menempuh ujiannya sendiri saat dimadu. Emma lulus ujian saat ia telah ikhlas dan mampu bangkit, meski sejatinya ia memiliki alasan yang kuat untuk terpuruk.
Suaminya, mungkin merasa di atas angin saat memutuskan untuk menikah lagi. Namun dari kacamata pembaca, saya menyimpulkan ternyata keluarga barunya banyak menuntut. Hingga suatu ketika Kalla mendapatkan tekanan dari keluarga keduanya dan menyadari begitu pengertian dan melimpah kasih sayang dari Athirah, saat itu juga ia diuji. Diuji untuk tetap berbuat adil meski ia dihadapkan rasa tak suka. Menerima risiko membina dua buah keluarga, tak hanya saat suka namun juga saat duka merundung.
Ada pelajaran lain dalam buku ini. Meski dalam keluarga, perempuan menduduki posisi
sebagai vice president, saya rasa benarlah kata bu Athirah,
Selain sosok Athirah ini, kisah pak JK mendapatkan
bu Mufidah tak kalah memikat. Sabarnya pak JK, duh...beruntungnya bu Mufidah mendapatkan
beliau >.<
Untuk lebih jelasnya, baca bukunya ya, meski saya udah ngasih banyak spoiler juga sih, hehe >.<
5 of 5, tentunya
untuk kisah yang sarat akan pelajaran
untuk gaya penceritaan yang sederhana namun
memikat
untuk tutur kata yang halus nan puitis
untuk sosok Athirah
untuk Alberthiene Endah yang membawakan kisah indah ini untuk kami para pembaca :).
Well, ada dua hal yang saya kurang sreg. Pertama,
cover buku kurang eye catching. Kedua, ada beberapa bagian buku yang diceritakan
dengan gaya penceritaan kilas balik. Salahsatunya saat Pak JK naik haji. Mungkin
cukup penting untuk diceritakan, tapi kalau menurut saya sih....sebuah kilas balik
sebaiknya tidak terlalu panjang supaya pembacanya tidak keluar terlalu jauh dari
arus kisah utama :D
Tapi kedua hal tersebut tak sedikitpun menimbulkan
niat untuk mengurangi poin. Tetep lima bintang penuh ;)
9 komentar:
waahhh, nyesel deh keamrin pas ke gramed mau beli ini nggak jadi >.<
ayoo dibeliii :)
Hey
Aku juga peminat buku sama dengan Anda. Apakah Anda punya koleksi buku elektronik (e-book)? Jaran bisa dapat buku dalam bahasa Indonesia online (yg bahasa inggris atau bahasa lain juga bagus!). Aku bersama teman2 membuat situs untuk kumpulkan dan bagikan berkas ( www.kumpulbagi.com ). Di situs ini Anda bisa membagikan dengan mudah semuanya tanpa upaya dengan registrasi dan pemberantasan ukuran dan waktu terhapus . Tidak ada pengguna premium. Semuanya gratis... Kalau Anda mau aku mohon untuk membuat koleksi buku elektronik Anda hanya butuh beberapa waktu untuk bagikan sastra yang baik dengan lainya
Cek koleksi saya dan coba caranya http://kumpulbagi.com/Edoo/buku-sekolah-inggris-1312/list,1,1 !
Salam
Edo
Jadi pengen baca novel ini...udh ada ga ya ebooknya..blm sempat cr d toko bukunya...
Cari Daybed Rotan Berkualitas
Cari Kursi Malas Rotan Berkualitas
Cari Pot Rotan Berkualitas
Cari Vas Rotan Berkualitas
Cari Tempat Tidur Rotan Berkualitas
Cari Dipan Rotan Berkualitas
Cari Basket Rotan Berkualitas
Cari Keranjang Rotan Berkualitas
Cari Keranjang Buah Rotan Berkualitas
Cari Sofa Rattan Berkualitas
Cari Kursi Rattan Berkualitas
Cari Meja Rattan Berkualitas
Cari Lounger Rattan Berkualitas
Cari Ayunan Rattan Berkualitas
Cari Daybed Rattan Berkualitas
Cari Kursi Malas Rattan Berkualitas
Cari Pot Rattan Berkualitas
Cari Vas Rattan Berkualitas
Cari Tempat Tidur Rattan Berkualitas
Cari Dipan Rattan Berkualitas
Cari Basket Rattan Berkualitas
Cari Keranjang Rattan Berkualitas
Cari Keranjang Buah Rattan Berkualitas
Cari Sofa Rotan Alami Berkualitas
Cari Kursi Rotan Alami Berkualitas
terima kasih
SD
Sejujurnya saat menelusuri kisah cinta Athirah dan Kalla, saya terkejut. Saya pikir ibunda Jusuf Kalla dipoligami karena pernikahan mereka hasil perjodohan ataupun perjalanannya tak bahagia.
LukQQ
Situs Ceme Online
Agen DominoQQ Terbaik
Bandar Poker Indonesia
terimakasih sudah sharing
kunjungi kami disini Jasa Pengiriman
Posting Komentar