"het mooie paar is mooi!"
Judul: The Fault in Our Stars (Salahkan Bintang-Bintang)
Pengarang: John Green
Penerbit: Qanita (Mizan)
Tahun Terbit: Desember 2012
Penerbit: Qanita (Mizan)
Tahun Terbit: Desember 2012
"Aku didiagnosis kanker tiroid Stadium IV ketika berusia tiga belas tahun. (Tidak kukatakan kalau diagnosis itu muncul tiga bulan setelah menstruasi pertamaku. Seakan: Selamat! Kau seorang perempuan. Sekarang matilah)."
Haa, saya suka selera humor cewek protagonis di novel ini. Pahit tapi....mengena.
Meet Hazel Grace, teman. Wajar selera humornya keren karena, yah, kepribadiannya juga sangatlah keren. Mengidap kanker yang tidak bisa disembuhkan, tak lantas membuatnya merasa sebagai orang yang paling malang di dunia.
"Aku ingin menyenangkan orangtuaku. Hanya ada satu hal di dunia ini yang lebih menyebalkan daripada mati gara-gara kanker di usia enam belas, yaitu punya anak yang mati gara-gara kanker."
Hazel beruntung sebagai penyintas (survivor) kanker tiroid yang memiliki harapan hidup lebih panjang dari rata-rata. Obat eksperimental bernama Phalanxifor menghentikan pertumbuhan sel-sel kanker di paru-parunya. Ia tetap sekolah. Menjalankan aktivitas sendiri dengan kanula (alat yang dapat dimasukkan ke dalam lubang hidung untuk memberikan oksigen) kemanapun ia pergi: kelas, mall, pertemuan Kelompok Pendukung.
Yang terakhir kusebutkan, meskipun Hazel tak menyukai kegiatannya,--ialah penyebab ia bertemu dengan Augustus Waters.
"Namaku Augustus Waters," katanya. "Usiaku tujuhbelas. Aku mendapat sedikit sentuhan osteosarkoma satu setengah tahun yang lalu..."
.dan sependapat dengan hampir seluruh cewek yang pernah membaca buku ini, Augustus itu cowok yang pantas ditempatkan sebagai the best book boyfriend of the year :D. Meet him personally in this book, i suggested.
Seperti telah ditakdirkan satu sama lain, Hazel dan Gus bertemu. Tak butuh waktu lama, mereka langsung "nyambung". Bertukar buku favorit mereka, Kemalangan Luar Biasa-nya Hazel dan Ganjaran Fajar-nya Gus. Nonton V for Vendetta. Saling menelepon. Memiliki kata-kata khusus untuk berdua. Mewujudkan mimpi Hazel yang akhirnya menjadi impian Gus juga: Terbang langsung ke Amsterdam untuk mengetahui nasib tokoh-tokoh lain di buku Kemalangan Luar Biasa. Pada pengarangnya langsung. Yah, karena buku itu berakhir di tengah-tengah kalimat, kemungkinan karena tokoh utamanya mati, tokoh-tokoh lain tidak diketahui bagaimana akhirnya di buku tersebut.
Dan lazimnya cerita cinta yang terlalu indah, akhirnya pasti tragis :(.
Saat menutup buku ini, sebuah pikiran terlintas di benak saya. If I were Hazel, I'll definitely fall for Augustus. And if I were Augustus, I'll definitely fall for Hazel."
Yeah, it seems they're meant for each other. Perfect combination, perfect couple.
het mooie paar is mooi! Begitu kali ya kira-kira kata orang Belanda yang bersulang untuk mereka saat mereka makan malam di Oranjee. Saya ngarang-ngarang aja sih, hehe. Pasangan yang cantik itu cantik, terjemahannya.
Ya, ini sebuah teenlit dengan kisah cinta yang biasa. Sebuah kisah di antara sekian banyak kisah di bumi ini. Hanya berdurasi beberapa kali revolusi bumi dari sekian ribu kali ia telah mengitari matahari. Tetapi kisah yang satu ini, terlalu indah untuk diabaikan.
4 of 5.
0 komentar:
Posting Komentar