bertualanglah sejauh mata memandang
mengayuhlah sejauh lautan terbentang
bergurulah sejauh alam terbentang
Judul: Rantau 1 Muara
Pengarang: A. Fuadi
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit: Mei 2013
Bertemu lagi dengan Alif
Bukan lagi Alif kecil semasa nyantri di Pondok Madani, atau Alif
pemuda tanggung yang bersusah payah bergelut dengan hidup selama ia
menyelesaikan studinya di Unpad. Alif kini memasuki episode kehidupan
selanjutnya: meniti karir.
Lulus kuliah dengan nilai terbaik. Separuh dunia ia kelilingi.
Berprestasi dalam dunia tulis menulis yang ia tekuni. Alif merasa di atas
angin.
Apa yang aku impikan akhirnya selalu tercapai, bisiknya bangga.
Terdengar sombong ya?
Mungkin sekali-sekali tidak
apa,apalagi kalau kenyataannya memang begitu.
Kesombongan yang segera ia
sesali. Alif tersadar, ia lulus kuliah saat Indonesia memasuki era reformasi.
Krisis moneter merebak, lowongan kerja langka, biaya produksi tinggi, jatah
rubrik yang biasa diisi Alif dipangkas. Lamaran demi lamaran pekerjaan belum
kunjung ditanggapi positif, terpaksa pula membuat kredit. Begitulah, Alif harus
jungkir balik mencari uang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Pada saat ia merasa paling
terpuruk, Alif malah bertemu dengan orang yang paling ia tidak harapkan: Randai
dan Raisa. Randai, meskipun sahabat dari semasa kecil, ia juga saingan Alif
nomor satu. Dan Raisa...cinta yang bertepuk sebelah tangan, kini milik Randai.
Duh, siapa yang tak kuasa menahan malu? Bisa diduga, Randai tak akan sedikitpun
memberikan pernyataan simpati. Malah tantangan yang ia lontarkan untuk Alif.
“Ingatlah baik-baik. Wa’ang ini
sudah ketinggalan beberapa langkah dari aden. Yakin bisa mengejar?” pancing
Randai, memancing Alif untuk menjawab tantangannya.
(dalam hati: Randai ini minta
dikeplak ya kayaknya.) Biarpun Randai menyebalkan, sepertinya ia memang khusus
didesain untuk melecut semangat kompetisi dalam diri Alif :D. Pada titik
terpuruknya, Alif dibuatnya berikrar untuk melampauinya soal pekerjaan dan
kuliah S-2.