Judul: Sewindu Dekat Bung Karno
Penulis: Bambang Widjanarko
Penerbit: Gramedia
Tahun Terbit: 2010
Bung Karno (BK) sebagai proklamator, sebagai tokoh politik nasional dan internasional telah banyak ditulis orang. Dalam pelajaran sejarah, kita telah mempelajari sepak terjang BK dalam memperjuangkan kemerdekaan dan mempertahankan persatuan bangsa Indonesia. Namun BK sebagai manusia biasa, tak banyak yang tahu.
Bambang Widjanarko adalah seorang dari yang sedikit itu. Satu windu mendampingi BK sebagai ajudannya yang loyal, banyak sisi-sisi manusiawi BK yang terkuak dalam buku ini. Bagaimana BK harus pandai bermain kucing-kucingan demi menjaga perasaan para istrinya yang menuntut perhatian yang sama. Bagaimana BK dapat merasa kesepian meski selalu dikelilingi oleh banyak orang. Bagaimana BK dapat dengan bijak memaafkan kesalahan bawahan, di lain pihak ia dapat meledak saat diremehkan. Bahkan pernah pula ia menangis tersedu.
Berbagai frame-frame kenangan akan Bung Karno, diceritakan oleh Bambang Widjanarko dengan simpel, ringan, namun memikat. Ada rasa lucu, bangga, juga haru saat membaca buku ini. Juga air mata saat saya membaca penggalan akhir buku ini, saat beliau begitu terpukul menerima putusan digantinya BK dari jabatan presiden. Setelah lama duduk diam tanapa sepatah katapun, ia berkata: "Aku telah berusaha memberikan segala sesuatu yang kuanggap baik bagi nusa dan bangsa Indonesia."
Satu yang saya kagumi, betapa sederhana terpancar jelas dari kepribadiannya. Sekelumit pesan BK mengenai keinginannya dalam peristirahatan terakhir:
"Aku ingin beristirahat di antara bukit yang berombak-ombak dan dalam ketenangan. Hanya dalam keindahan dari tanah airku yang tercinta dan dalam kesederhanaan dari mana aku berasal.
Apabila aku telah mencapai sesuatu selama di atas dunia ini adalah karena rakyatku. Tanpa rakyat aku tidak berarti apa-apa. Kalau aku mati, kuburkanlah menurut agama Islam, di bawah pohon yang rindang, dan di atas batu kecil yang biasa sekali engkau tuliskan kata sederhana: DI SINI BERISTIRAHAT BUNG KARNO, PENYAMBUNG LIDAH RAKYAT INDONESIA."
Bintang empat untuk buku ini. Andai saja buku ini lebih tebal, lebih banyak lagi kisah yang diceritakan, mungkin saya akan nyandu buku ini dan memberikan lima bintang tanpa ragu :)
0 komentar:
Posting Komentar