Minggu, 22 Januari 2012

Divortiare


Judul Buku: Divortiare
Pengarang: Ika Natassa
Penerbit: Gramedia
Tahun terbit: 2008

Commitment is a funny thing, you know? It's almost like getting a tattoo. You think and you think and you think and you think before you get one. And once you get one, it sticks you hard and deep.

Menceritakan kehidupan Alexandra, 29 tahun, seorang workaholic banker yang telah bercerai dari Beno, seorang dokter spesialis jantung. Lexy, begitu panggilannya, menjalani hidupnya dengan membawa bekas luka hatinya--sebuah tato bertuliskan BENO, meski dua tahun telah berlalu sejak perceraiannya. 

"Our scar has a way to remind us that the past is real."

Lexy mengira selama ini ia telah kecewa karena orang yang pernah ia cintai hanya bisa menyakitinya, maka membenci Beno selalu jadi pilihan yang benar. Karirnya cerah, kehidupan sosialya baik dan Lexy merasa telah moved on dan baik-baik saja. Sampai ia didesak oleh Wina dan Ryan, sahabatnya untuk move on dan membuka hatinya untuk lelaki lain dan dicomblangin dengan Denny, teman jalannya semasa kuliah dulu. Sikap Denny yang berbeda 180 derajat dengan Beno membuatnya sempurna di mata Lexy.

Ya, dia sempurna dan dia bukan Beno.
dia sempurna tapi dia bukan Beno.

Sadar tak sadar, ternyata bukan hanya bekas lukanya yang ia bawa hingga saat ini, melainkan juga perasaannya yang tidak pudar terhadap Beno. Ia kira selama ini telah move on, namun nyatanya...
***
Nanananana. Sepanjang novel ini saya dihadapkan dengan tokoh Lexy, 29 tahun tapi masih suka galau. Sepanjang cerita dia nyerita betapa bahagianya dia sama Denny tapi entah kenapa nama Beno selalu menyertai buat dibandingin. Beno selalu ada dalam ingatannya, tapi dia ngga mau ngaku kalau Beno masih mempengaruhi kehidupannya sendiri. 
Tema novel yang ngga biasa menurut saya, dan itu menjadi daya tarik tersendiri. Divortiare. Divorce. Karakter tokoh juga konflik yang real dan natural, serta tutur bahasa yang asik membuat buku ini enak dibaca. Enak buat refreshing atau jadi time-killer.

0 komentar:

Posting Komentar